Berkembangnya makanan tradisional di Jakarta kini juga merubah pola konsumsi masyarakat modern. Hadirnya beragam variasi makanan tradisional menjadikan kegiatan makan saat ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan fisiologis semata tetapi lebih pada memuaskan keinginan. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode fenomenologi dan didukung dengan wawancara mendalam terhadap tiga responden penggemar makanan tradisional subyek triangulator yaitu food bloggers. Penelitian ini hanya menunjukkan fenomena yang terjadi pada tiga narasumber tersebut serta tidak membahas ideologi yang mendasari perilaku konsumen makanan tradisional. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen makanan tradisional saat ini adalah familiarity, rekomendasi, tren dari sosial media, dan kualitas dari produk itu sendiri. Selain itu dimensi gaya hidup seperti hobbies, family, dan product juga turut mempengaruhi keputusan pembelian. Dan hal yang paling berpengaruh pada pemilihan makanan tradisional adalah familiarity. Fenomena ini menyebabkan munculnya sebuah budaya baru yang disebut budaya populer. Dapat disimpulkan bahwa pilihan dari ketiga responden dalam memilih produk makanan tradisional adalah hasil dari suatu proses komplek yang saling mempengaruhi yaitu perilaku konsumen yang berkaitan dengan faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis mereka. Selain itu terdapat faktor kuat lainnya yaitu gaya hidup yang semakin modern. Dalam dimensi gaya hidup yaitu AIO (Activity, Interest, Opinion), beberapa indikator seperti hobbies, family, dan product juga turut serta mempengaruhi latar belakang mereka dalam mengambil keputusan saat mengonsumsi produk makanan tradisonal khususnya hidangan penutup.

Kata Kunci : budaya populer, makanan tradisional, perilaku konsumen, masyarakat modern.