Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh indikator ekonomi makro sebagai proksi krisis keuangan yang dikontrol oleh debt to equity ratio (DER) dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan dan kinerja saham industri sektor keuangan dan masing-masing subsektor industri keuangan yang dibandingkan dengan subsektor industri perbankan. Penelitian ini menggunakan sampel 31 perusahaan industri sektor keuangan yang secara aktif diperdagangkan di BEI periode 2007-2009 dengan metode analisis berganda. Indikator ekonomi makro yang digunakan dalam penelitian ini adalah inflasi dan nilai tukar rupiah. Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE), sedangkan kinerja saham diukur dengan Capital Assets Pricing Model (CAPM). Hasil penelitian menunjukkan pada periode 2007-2009, inflasi dan nilai tukar rupiah sebagai variabel independen, DER dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA dan ROE) dan kinerja saham. Sedangkan secara parsial hanya inflasi yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA dan kinerja saham. Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE dan kinerja saham. Hasil penelitian ini umumnya bervariasi dibandingkan dengan penelitian terdahulu karena adanya perbedaan kondisi pada periode penelitian dimana pada periode penelitian 2007-2009 sedang terjadi krisis keuangan global.

Kata kunci: inflasi, nilai tukar rupiah, ROA, ROE, Kinerja Saham.