Aktivitas minum teh di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonialisme, hal ini kemudian meluas ke kalangan rakyat biasa dan membudaya hingga beberapa abad setelahnya. Sayangnya, budaya yang telah turun temurun itu harus tergerus oleh zaman. Situs-situs berita online seperti Berita Satu, Republika, dan juga Okezone menyebutkan bahwa beberapa tahun yang lalu tradisi mengonsumsi teh tidak lagi menarik, khususnya bagi kalangan anak muda. Uniknya, beberapa tahun belakangan, pasar teh justru digalakkan untuk pasar anak muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa dan bagaimana budaya mengonsumsi teh disukai oleh kalangan anak muda, dan bagaimana konsumen anak muda mengonsumsi dan memaknai budaya minum teh dalam kehidupan keseharian mereka. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi media dan budaya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui pengamatan langsung di lapangan dan wawancara mendalam dengan narasumber yang dianggap berkompeten, sementara analisis data menggunakan lima alur proses analisis data kualitatif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa praktik konsumsi yang dilakukan oleh anak muda pecinta teh tidak lagi mengenai fungsi praktis, namun mereka juga mempertimbangkan aspek-aspek lain yang ada dalam teh, seperti makna yang terkandung, quality time, kebersihan dan kesehatan, serta manfaat mengonsumsi teh. Secara keseluruhan, hasil analisis menyatakan bahwa terdapat beberapa hal yang membentuk selera dan preferensi anak muda dalam mengonsumsi teh, yaitu tradisi yang telah mereka bawa dari keluarga, ketertarikan mereka mengenai hal yang dapat diinderakan, harga yang dipatok di pasaran, selera personal, hingga gender.

Kata Kunci : budaya, media, anak muda, pecinta teh, praktik konsumsi, selera