Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan triangular dari MNC, home, dan host country terhadap penerapan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Data yang digunakan adalah data sekunder baik dokumen resmi, artikel online, buku, dan jurnal. Analisis data yang digunakan adalah kualitatif. Respon yang diberikan oleh tiga aktor dalam Triangular Relationship yaitu MNC, Home Country, dan Pemerintah Indonesia terhadap implementasi kebijakan hilirisasi berupa penolakan dan dukungan terhadap kebijakan ini. Seperti PT. Freeport Indonesia dan PT. Newmont Nusa Tenggara, negara asal MNC seperti Amerika Serikat dan pengusaha tambang lokal yang tergabung dalam Asosiasi Nikel Indonesia (ANI) dan Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) karena menimbulkan kerugian dan menilai bahwa kebijakan peningkatan nilai tambah tambang mineral melalui pengolahan dan pemurnian dianggap merugikan perusahaan tambang dan akan berdampak pada penerimaan negara, ditambah lagi dengan pelarangan ekspor mineral yang sudah berlaku sejak 12 Januari 2014. Serta aktor-aktor lain yang mendukung kebijakan ini seperti PT. Vale Indonesia, Brasil, pengusaha-pengusaha lokal dan pengamat-pengamat yang ahli dibidang ekonomi, hukum dan pertambangan karena dianggap membuka peluang Indonesia dalam mengembangkan industri di sektor hilir.

Kata kunci: Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Kebijakan Hilirisasi, Respon, MNC, Host Country, Home Country