Meningkatnya perkembangan teknologi dan industri pertahanan kawasan Asia Pasifik menyebabkan perubahan lingkungan strategis Indonesia. Bahkan dalam 10 tahun terakhir. Sehingga langkah pemerintah melakukan revitalisasi terhadap industri pertahanan sudah tepat. Indonesia sendiri sedah berusaha untuk mencapai kemandirian pertahanan. Sepanjang lima tahun terakhir ini pemerintah mencanangkan program revitalisasi industri pertahanan. Kita menyaksikan program revitalisasi industri pertahanan telah mampu membangkitkan industri pertahanan nasional. Revitalisasi industri pertahanan dijalankan dengan melihat lingkungan strategis dan kesiapan industri pertahanan. Hal tersebut berimplikasi pada setiap tahapan pengembangan industri pertahanan pada Renstra I 2010-2014 masih memandang industri pertahanan sebagai korporasi, maka pada Renstra I 2010-2014, difokuskan pada penyiapan regulasi, peningkatan kinerja BUMN, peningkatan intensita kegiatan penelitian dan penegembangan alutsista, penyediaan insentif dan produk masa depan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian ini akan mengupas program revitalisasi industri pertahan dan melihat efektivitas program revitalisasi Industri pertahanan. Hasil penelitian ini adalah program revitalisasi industri pertahanan menyasar tiga aspek: pertama, aspek regulasi, aspek kelembagaan, dan anggaran. Pemerintah juga mencoba menerapkan pembelian alutsista yang inovatif (mendukung indhan) menerapkan ofset dalam setiap pembelian alutsista. UU No. 16 Tahun 2012 merupakan wujud komitmen pemerintah dalam membangkitkan industri pertahanan. Secara umum program revitalisasi industri pertahanan yang dijalankan semasa Renstra satu berjalan efektif dalam mendorong kebangkitan industri pertahanan nasional.

Kata kunci:industri pertahanan, revitalisasi, BUMN, UU, efektivitas, dan kemandirian